بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BICARA SANG PENCINTA
Melihat pada kabut pagi menanti hening,
Arus jeram yang mengalir ke kaki gunung,
Anak-anak ikan yang riang berenang menyongsang arus,
Daun-daun kering hanyut dibawa entah ke mana,
Rahmat Ilahi yang meluas tak bertepi,
Indah,teramat halus dan seni,
Aku pencinta pada keindahan,kehalusan dan kesenianMu,
Di langit,di pergunungan,di dataran dan di lautan,
Kekaguman yang semakin meluluhkan aku,
Semakin meluputkan aku,
Kita hidup dan menghirup nafas kurniaanNya,
Pinjam-pinjaman yang sementara cuma,
kembalinya nanti hanya kapan membalut diri,
Bawa amal yang tulus ikhlas pada Ilahi,
Dunia ini adalah hiasan cuma,
Lenggok cewek yang cantik dan seksi,
Cowok yang tampan dengan otot-otot yang pejal,
Gemerincing emas,berlian dan permata,
Anak-anak penyeri rumahtangga,
Apa keberuntungannya?
Sedang dunia ini masih belum terbongkah,
Kerana masih adanya,
Anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa,
Orang-orang tua yang umurnya seratus tahun,
Dan para wali yang masih mendokong dan memperjuangkan Islam,
Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi,
Siapa yang tidak mencintai tidak akan dicintai,
Bukankah mencintai Allah yang paling utama?
Bukankah mencintai Rasulullah yang terlebih utama?
bukankah mencintai Para waliullah yang begitu utama?
Siapa yang mensyukuri akan ditambah nikmatnya,
Siapa yang mengingkari akan ditambah azabnya,
Bukankah nikmat yang terbesar adalah Islam?
Bukankah nikmat yang terbesar adalah Penyerahan Diri?
Bukankah nikmat yang berbesar adalah TAQWA?
Bukankah azab terbesar adalah SYIRIK?
Bukankah azab terbesar adalah menyukutukan Allah dengan sesuatu?
Bukankah azab terbesar adalah UJUD,RIAK dan TAKABBUR?
Dari Allah kepada Ada,
Dari ada kepada tiada,
Semuanya adalah fana,
Yang Wajibul Wujud Hanyalah DIA.
Fana Aku dalam Wujud Allah